Legenda Nyai 4
Cerita sebelumnya bisa dibaca di https://mawarniwidya.blogspot.com/2021/10/legenda-cinta-nyai3.html?m=1
Putri sibuk meramu racikan untuk menjadi manusia, orang-orang istana saja bingung sendiri dengan tingkah Putri yang sedang aneh beberapa hari terakhir.
"Nyai, sedang apa? Kok sibuk sendirian di ruanh meracik," Tanya seorang pegawai istana
"Aku sedang meramu sesuatu, tunggu yah nanti aku kasih tau kalau sudah selesai," Putri masih merahasiakan rencananya.
"Baik Nyai, saya lanjutkan pekerjaan saya dulu ya. Hati-hati Nyai." Pegawai istana pamit untuk melanjutkan pekerjaannya.
Putri menyanyikan lagu cinta yang mengungkapkan isi hatinya, ramuan yang dibuat sudah hampir selesai. Dia mengambil sendok kecil untuk mencicipi ramuan yang sudah jadi.
"Rasanya lumayan, gak pahit dan tak terlalu manis juga," Putri lanjutkan mengaduk ramuannya hingga matang.
"Ok, ramuan ini aku akan trial dulu kalau seminggu aman aku mau naik ke daratan secepatnya. Rindu, sudah sangat rindu padanya."
Putri bergumam sendiri menyatakan kerinduannya pada Richy sambil membayangkan kalau mereka berjalan di pinggir pantai malam hari, melihat bintang yang terukir indah di angkasa dan bercanda dihiasi tawa bahagia.
Pikiran Putri terbang jauh ke angkasa, mengukir kisah mesra bersama tambatan hati tercinta padahal dia belum jadi manusia seutuhnya.
Kerajaaan sangat indah dan menyimpan banyak kenangan manis atau pahit untuk Putri, tak ingin meninggalkan tempat yang sangat berarti ini tapi jika dia memilih menjadi manusia ada konsekuensi yang harus dia terima.
"Apa aku bisa meninggalkan kerajaan ini? Gak sanggup, banyak kenangan di tempat ini, tapi mau gimana lagi? Aku juga ingin merasakan cinta dan memiliki pasangan."
Putri senang karena ramuan untuk menjadi manusia sudah selesai dan dalam tahap percobaan namun ada rasa sedih karena aturan kerajaaan yang mengharuskan mereka meninggalkan kerjaan jika ingin menjadi manusia.
Siapa yang rela meninggalkan rumah jika banyak cinta didalamnya. Seorang duyung juga memiliki cinta karena mereka tak bisa hidup sendiri sampai tua.
"Ahh, aku harus memilih. Tinggal di kerajaan atau mempersatukan cinta dengan Richy, semoga dia mencintai aku juga," Putri berharap Richy mempunyai rasa yang sama.
***
Entah kenapa Richy merindukan Putri, rasa itu memang tumbuh dengan sendirinya tak bisa direncanakan karena pertemuan tiba-tiba mereka di pantai sebelumnya tidak ada dalam rencana perjalanan Arif dan Richy.
"Aku kenapa sih? Kok bisa Rindu sama Putri ya? Apa benar yang Arif bilang kalau aku beneran suka sama dia?" Richy masih bingung dengan perasaannya, tiba-tiba saja dia memikirkan Putri.
Richy sebelumnya pernah merasakan jatuh cinta tapi belum pernah dia rasakan cinta seperti ini. Hatinya berdegup kencang saat pertama melihat Putri.
Parasnya yang ayu, fisik yang mendukung, tata krama yang lembut dan sopan tertanam dalam diri Putri. Hal itu membuat Richy tertarik terlebih Putri bukan wanita agresif yang suka memulai pembicaraan dan memotong saat masih ada obrolan yang belum terputus.
"Semoga aku bisa bertemu dengan Putri lagi dan melanjutkan pembicaraan hari itu," Richy ingin bertemu Putri lagi.
Arif datang menjemput Richy karena rencana mereka sudah ada dan jelas akan dilakukan. Kemarin belum terlaksana karena kesibukan keduanya yang padat dan tak menemui titik temu.
"Rif, barang udah semua dibawa?" Richy memastikan tidak ada yang tertinggal.
"Udah semua, yuk jalan nanti keburu sore," mereka pergi manjalankan misinya.
Kemana mereka akan pergi? Apakah Putri rela meninggalkan istana untuk menjadi manusia?
Eh?? Mau disusulin Nyai kok malah pergi sih, Chy??
BalasHapusMalu katanya dia makanya pergi, hihihi
Hapus