Pilihan Terbaik-Nya -4


 

Bashir beruntuBashir beruntung memiliki rekan kerja yang baik seperti Azzam , Azzam selalu ada saat Bashir dalam keadaan apa pun. Mendengar Azzam berbicara seperti itu Bashir terketuk hatinya untuk berbagi kisah dengan sahabat yang selalu ada.

“Kamu kenapa? Yakin gak mau cerita sama aku?” Tanya Azzam meyakinkan Bashir agar dia mau berbagi kisah dengannya.

“Aku … “ Bashir mulai mengutarakan isi hatinya namun terdengar masih ragu.

‘Kenapa? Jujur aja sama aku, jangan ragu, mungkin tak akan menyelesaikan masalah kamu tapi bisa meringankan masalah kamu, Shir.” Azam menyakinkan Bashir.

Bashir percaya pada Azzam, rekan kerja sekaligus sahabatnya sangat meyakinkan, bisa dipercaya, dan bisa diandalkan. Akhirnya Bashir menceritakan masalahnya pada Azzam dengan keraguan apakah harus menceritakan masalah pribadinya, tapi jika tak berbagi kisah taka da jalan keluar, mungkin benar apa yang Azzam katakana berbagi bis meringankan masalah.

“Jadi gini Zam, aku tuh bingung harus cerita soal ini apa gak sama kamu, tapi aku juga gak tau apa jadinya jika masalah ini aku simpan sendiri. Benar aku boleh berbagi kisah dengan kamu?” Azam mengangguk yakin.

“Tapi jangan bilang siapa-siapa ya, aku malu.” Azam menahan tawa dan berpikir apayang ingin Bashir ceritakan sampai berkata malu seperti itu.

 “Iya janji, aku gak akan bilang siapa-siapa, Shir.” Azzam dan Bashir menahan tawa  

Bashir menceritakan detail  masalah yang seharusnya tak dibesarkan. Sebenarnya hanya cukup jalani dan lewati toh Bashir sudah menemukan calon istrinya tinggal menunggu waktu saja kapan dirinya berani mengutarakan niat serius pada gadis pujaannya.

“Segitunya Umi sampai ingin melihat kamu menikah? Atau mereka sudah ingin menimang cucu seperti lansia seusia mereka yang seharusnya memang sudah menikmati waktu bermain bersama cucu tercinta,” Bashir mengiyakan  pernyataan Azzam yang tak salah sama sekali.

“Nah, kamu kan sudah tahu keinginan Umi apa, sekarang kamu sudah ada calon belum?” Tanya Azam, karena dia juga penasaran apakah Bashir sudah mempunyai kekasih atau belum, soalnya Bashir selalu diam saja tanpa menjawab jika ditanya pekerjaan soal kekasih.

Apakah Bashir akan jujur pada Azam soal gadis pujaannya pada Azzam?ng memiliki rekan kerja yang baik seperti Azzam , Azzam selalu ada saat Bashir dalam keadaan apa pun. Mendengar Azzam berbicara seperti itu Bashir terketuk hatinya untuk berbagi kisah dengan sahabat yang selalu ada.

“Kamu kenapa? Yakin gak mau cerita sama aku?” Tanya Azzam meyakinkan Bashir agar dia mau berbagi kisah dengannya.

“Aku … “ Bashir mulai mengutarakan isi hatinya namun terdengar masih ragu.

‘Kenapa? Jujur aja sama aku, jangan ragu, mungkin tak akan menyelesaikan masalah kamu tapi bisa meringankan masalah kamu, Shir.” Azam menyakinkan Bashir.

Bashir percaya pada Azzam, rekan kerja sekaligus sahabatnya sangat meyakinkan, bisa dipercaya, dan bisa diandalkan. Akhirnya Bashir menceritakan masalahnya pada Azzam dengan keraguan apakah harus menceritakan masalah pribadinya, tapi jika tak berbagi kisah taka da jalan keluar, mungkin benar apa yang Azzam katakana berbagi bis meringankan masalah.

“Jadi gini Zam, aku tuh bingung harus cerita soal ini apa gak sama kamu, tapi aku juga gak tau apa jadinya jika masalah ini aku simpan sendiri. Benar aku boleh berbagi kisah dengan kamu?” Azam mengangguk yakin.

“Tapi jangan bilang siapa-siapa ya, aku malu.” Azam menahan tawa dan berpikir apayang ingin Bashir ceritakan sampai berkata malu seperti itu.

 “Iya janji, aku gak akan bilang siapa-siapa, Shir.” Azzam dan Bashir menahan tawa  

Bashir menceritakan detail  masalah yang seharusnya tak dibesarkan. Sebenarnya hanya cukup jalani dan lewati toh Bashir sudah menemukan calon istrinya tinggal menunggu waktu saja kapan dirinya berani mengutarakan niat serius pada gadis pujaannya.

“Segitunya Umi sampai ingin melihat kamu menikah? Atau mereka sudah ingin menimang cucu seperti lansia seusia mereka yang seharusnya memang sudah menikmati waktu bermain bersama cucu tercinta,” Bashir mengiyakan  pernyataan Azzam yang tak salah sama sekali.

“Nah, kamu kan sudah tahu keinginan Umi apa, sekarang kamu sudah ada calon belum?” Tanya Azam, karena dia juga penasaran apakah Bashir sudah mempunyai kekasih atau belum, soalnya Bashir selalu diam saja tanpa menjawab jika ditanya pekerjaan soal kekasih.

Apakah Bashir akan jujur pada Azam soal gadis pujaannya pada Azzam?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pilihan terbaik-Nya 1

Luka Abadi

Legenda cinta Nyai