Pilihan Terbaik-Nya -3

 


“Nak, usia kamu kan sudah cukup umur untuk menikah, apa kamu sudah ada calon?” Pertanyaan ini selalu terbayang dan mengganggu konsentrasi kerja Bashir hari ini.

 “Kenapa Umi bertanya seperti itu yah? Apa Umi sudah mengharapkan aku untuk menikah?”

Bashir terdiam di tengah kesibukannya bekerja , merenung memikirkan pertanyaan Umi tadi pagi. Bukan hanya Umi yang ingin melihat putra kesayangannya menikah tapi Bashir sendiri ingin merasakan hal yang seharusnya sudah terjadi.

Usia Bashir sudah matang dan cukup umur untuk menikah, mungkin Allah SWT belum mengizinkan Bashir memiliki pasangan karena ingin melihat Bashir lebih lama menikmati waktu bersama Abi dan Umi. Terlihat santai namun sebenarnya  sangat memikirkan soal jodoh dan calon istrinya kelak.

“Ya Rabb, permudahlah hamba bersatu dengan dia, wanita yang tak ingin hamba sebutkan namanya, semoga dia Engkau takdirkan menjadi teman hidup hamba dan bidadari di Syurga-Mu,” guman Bashir, pikirannya sudah terbang jauh membayangkan apa yang ingin dia lakukan saat sudah menjadi seorang suami.

Azzam bingung melihat tingkah Bashir yang aneh sedari tadi, tak biasanya rekan kerja yang sibuknya bukan main hari ini sering melamun entah memikirkan apa. Bashir tak fokus kerja dan lebih banyak memilih sendiri walau sedang jam istirahat biasanya Azzam selalu diajak makan dengan sahabat terbaiknya di kantor.

“Bash, kenapa? Dari tadi aku perhatiin kayanya diam terus? Lagi ada masalah?” Tanya Azzam menghampiri Bashir yang menikmati makan  siang yang dibuatkan Umi.

“Gak ada apa-apa, Zam. Lagi mikirin sesuatu nih,” jawab Bashir diakhiri dengan tersenyum simpul.

“Bohong, pasti ada yang kamu pikirin, kalo gak ada apa-apa harusnya kamu fokus kerja bukannya kaya orang bingung sama sesuatu yang tak pernah kamu ceritakan ke aku.”

Azzam mengintrogasi sahabatnya dan jawaban Bashir tetap diam dengan semyuman  yang sekan tertekan dengan keadaan.

“Terserah kamu mau apa, tapi yang perlu kamu tau sahabat ada ketika susah dan senang, kita selalu ada untuk kamu, apa kamu mau berbagi masalah dengan ku? Janji gak akan ada  yang tahu!”

Azam membiarkan Bashir berpikir untuk bercerita atau tidak, apa Bashir akan berbagi kisah dengan Azzam?

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pilihan terbaik-Nya 1

Luka Abadi

Legenda cinta Nyai