Pilihan terbaik-Nya 23





Anak-anak panti menikmati makanan yang dibawa Azira dan Kamila. Raut wajah  senang tergambar jelas saat mereka menyantap  makanan lezat dan enak  yang tak biasa dimakan oleh mereka.


"Enak ya, aku senang deh kalo ada Kak Kamila di sini. Kita bisa makan enak terus." Cheryl menyantap makanannya dengan lahap. 


"Iya, aku juga seneng selalu dapet boneka dari Kak Azira," Azira tak jarang membawakan boneka kecil untuk menemani mereka bermain. 


Walau Azira terkesan cuek dan mengabaikan orang lain, padahal dalam hatinya sangat menyayangi orang-orang di sekelilingnya. Dia termasuk tipe yang tak ingin memperlihatkan rasa cintanya tapi jauh di hatinya sangat peduli dengan siapapun yang ada di dekatnya.


Anak-anak panti bermain dengan mainannya masing-masing di taman belakang, Azira menemani mereka bermain sambil belajar dan bercengkrama dengan alam. 


Kamila kembali menjalankan tugasnya, dia mengambil stok makanan di mobil karena makanan pertama sudah habis dibagikan. Sekarang waktunya sesi kedua, untuk nenek dan kakek yang ada di panti ini juga.

***

"Azira lagi main ya sama anak-anak, trus yang bantuin aku siapa ya?" Kamila bingung harus meminta bantuan siapa karena barang bawaannya cukup berat.


Pandangan Kamila berputar ke sekeliling mencari bantuan, dilihatnyaa seorang laki-laki yang sedang berjalan dan Kamila meminta bantuannya. Dengan sigap sang lelaki itu membantu Kamila. 


"Kamu setiap hari ke sini ya?" Tanya laki-laki itu membuka obrolan.


"Enggak tiap hari, cuma setiap Jumat dan kadang Sabtu minggu menemani anak-anak bermain." Jawab Kamila 


Kamila seperti mengenal laki-laki yang kini mengobrol bersamanya. Dirinya berpikir kira-kira siapa laki-laki ini, suaranya tak asing didengar dan parasnya muncul dalam bayang masa lalunya. 


"Hem gitu. Kamu suka sama anak-anak kayanya ya dan sayang sama orangtua. Kelihatan, niat kalian baik banget bantu orang lain. Semoga Allah SWT membalas niat baik kamu ya." Hati Kamila berdesir mendengar pernyataan seseorang yang baru dikenalnya tapi tak asing baginya.


"Bentar, kayanya kita saling kenal dan pernah ketemu. Tapi dimana ya? Apa cuma aku aja yang merasa?" Kamila memastikan keraguannya.


"Aku juga merasa seperti itu dan lupa. Oh iya, nama kamu siapa? Mungkin kalo inget nama bisa inget kita pernah ketemu dimana." Seseorang itu juga memastikan keraguannya karena pernah merasa bertemu juga.


"Nama aku ..."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pilihan terbaik-Nya 1

Luka Abadi

Legenda cinta Nyai