Pilihan terbaik-Nya 16
Kamu kenapa bawa aku ke sini, Dek?" Kekasih Kamila tau tau maksud terselubung yang direncanakannya.
Kamila tidak langsung menjawab pertanyaan sang kekasih. Kamila membawa sang kekasih keliling kampus berbagi cerita yang pernah dilalui bersama. Tawa bahagia tercipta diantara kebersamaannya mereka hari ini.
Setiap tempat mengukir cerita yang berbeda, kenangan yang sudah dilalui pasti terpatri di memori. Rangkulan mesra dan genggaman tangan Kamila rasakan dan nikmati untuk terkahir kalinya.
Mungkin saja ini hari terakhir bersama sang kekasih yang sudah lama menempati hatinya, sebenarnya masih ingin berjuang namun sudah sangat sulit diperjuangkan mengingat sang kekasih tak punya waktu cukup dan tak memberi kepastian. Apa yang diharapkan dari lelaki seperti itu? Jalan satu-satunya adalah menanyakan maksud dari dia mendekati Kamila.
"Dek, aku lapar, yuk cari makan? Kamu mau makan apa? Mau keluar?" Kamila diajak lunch dan kebetulan sudah waktunya lunch.
"Yuk, Kak. Mau nasi padang rooftoop kampus aja boleh gak kak?" Kamila rindu nasi padang yang selalu ramai antrian dan pesanan di kampusnya.
"Tapi ramai pasti Dek. Kamu gak apa-apa nunggu lama?" Ya, untuk memesan harus mengambil nomor antrian saking panjang antriannya.
"Boleh, asal itu sama Kakak." Sang kekasih tersipu malu dengan rayuan Kamila lalu memesan nasi padang favoritnya.
Kamila belum menyampaikan maksud hati mengajak sang kekasih ke kampus, dia menunggu sampai makan selesai agar tak mengganggu suasana.
Sang kekasih menceritakan bagaimana sibuknya dia di sekolah profesi bahkan untuk menghubungi keluarga saja tak bisa apalagi menghubungi dirinya. Terkadang Kamila berpikir kalau kekasihnya terlalu fokus dengan hal besar hingga melupakan hal kecil.
Hal kecil harusnya dijaga agar hal besar tetap nyaman dan tumbuh sesuai apa yang diharapkan. Entahlah sampai kapan Kamila bisa bertahan dalam hubungan seperti ini.
Nasi Padang pesanan mereka sudah datang, 20 menit waktu yang dibilang cepat untuk menunggu pesanan datang karena biasanya bisa sampai 1 jam. Sang kekasih begitu merindu Kamila hingga tatapanya fokus dan lupa memakan nasi padang yang tersaji di meja.
"Kak, makan, katanya lapar. Kenapa liatin aku aja? Aku jelek ya," Kamila pura-pura cemberut
"Gak, Dek. Kamu cantik banget. Makasih selalu ada untuk aku yang tak sempurna ini," Kamila sedih harus meninggalkan sang kekasih untuk selamanya kecuali jika dia memiliki niat yang serius.
Apa sang kekasih akan terima dengan keputusan yang Kamila ambil? Atau masih merayu untuk tetap menjalin hubungan?
Komentar
Posting Komentar