Pilihan terbaik-Nya 14
Kamila tidak mengambil keputusan begitu saja, dirinya memikirkan baik-baik apa yang akan terjadi ke depannya. Dirinya tak ingin menjadi beban sang kekasih, dengan alasan yang selalu dikatakan secara berulang ia mencoba menahan emosi dan berpikir dengan logika.
Jika memang berpisah jalan terbaik bagi mereka mengapa tak dilakukan? Dibanding bersama tapi saling menyakiti. Kamila ingin mengambil keputusan dengan hati yang tenang, dia membasuh wajahnya dengan air wudhu di jam orang terlelap.
"Ya Rabb, jika memang berpisah dari dia yang hamba cintai adalah keputusan terbaik bagi kami tolong mudahkan proses yang akan kami lewati. Hamba yakin tak ada kata mudah melewati perpisahan, tapi sangat yakin selalu ada jalan keluar. Tenangkan hati kami, mudahkan yang akan terlewati kelak. Hamba yakin skenario mu adalah yang terbaik!"
Kamila berpasrah dengan nasib cintanya karena tak tau harus buat apa, yang bisa ia lakukan hanya berserah diri pada-Nya. Berharap yang terbaik untuk hidupnya dan melakukan apa pun sebaik mungkin.
Hatinya kuat dan terlalu baik, dirinya merenung dan akhirnya Kamila memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih. Yakin dengan keputusan yang akan diambilnya Kamila memilih membaca buku self healing untuk menenangkan diri sebelum melakukannya.
Kamila mengambil ponselnya dan mengirim pesan WhatsApp "Kak, ketemu yuk. Ada yang mau aku omongin nih."
Sang kekasih tak selalu membalas chat Kamila tepat waktu, dirinya sangat sibuk dengan kesibukan kuliah profesi.
"Kenapa, sayang? Mau ngomong apa sih? Gak bisa dichat aja nih? Aku masih sibuk sampe akhir bulan. Ini aja aku bales chat kamu karena di chat sama sayangnya aku yang paling cantik," sang kekasih paham jika Kamila sudah seperti ini pasti sangat serius masalah yang ingin dia perbincangkan.
"Ada yang harus kita omongin dan gak bisa bicara di telepon, kita harus ketemu." Kamila menuntut pertemuan, dia tau kekasih yang sangat dicintainya itu bisa atau tidak menuruti keinginan sederhananya.
"Iya sayang, kita atur waktu ya, udah marahnya nanti jelek, aku lanjut lagi ya. Kamu tidur udah malem, love you," sang kekasih mau tak mau menuruti keinginan Kamila. Sekarang tugas Kamila mengatur waktu pertemuan mereka.
Apa yang akan Kamila sampaikan pada sang kekasih hingga harus menuntut temu?
Komentar
Posting Komentar