Opini (ODOP)
26 September 2021, saya mau mencoba menulis opini dari cerita pendek berjudul "Setelah para tetua pergi". Karya Achmad Ikhtiar (Kalian bisa kunjungi ke https://www.ngodop.com/2021/07/setelah-para-tetua-pergi.html?m=1,)
Jujur saya harus membaca berulangkali kali untuk tau maksud penulis karena menurut saya bahasa yang digunakan cukup bikin otal mikir untuk paham. Maaf Kak jika ada yang kurang berkenan dalam penulisan opini ini.
1. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam cerpen ini sangat tinggi, sampai membaca tiga kali saya masih belum bisa dapat inti cerita ini mau dibawa kemana.
2. Latar tempat
Latar tempat sepertinya masa lalu, dilhat dari paragraf pertama yang nenulis "Lelaki berwajah jenaka dan bertubuh tambun itu didudukkan di atas sebuah kursi kayu di tengah ruangan sementara kami bersandar setengah duduk di tepian meja yang diset melingkar mengelilinginya. Asap dari cerutu yang kami genggam mengepul tipis memenuhi seisi ruangan."
Dengan kursi kayu sedijir menjelaskan kalau kisah ini terjadi di masa lalu dan pemakaian kata cerutu.
Cerutu sendiri menurut KBBI V artinya adalah "Rokok yang dibuat dari gulungan daun tembakau kering;Serutu;ilsong."
3. Tokoh dan penokohan
Tokoh dalam kisah ini juga saya tidak tau pasti, siapa tetua dalam kisah ini dan juga lelaki jenaka berwajah tambun yang disebut diawal paragraf.
4. Kalimat yang membingungkan
"Kematian yang wajar. Kematian yang seolah memanusiakan manusia itu sendiri. Seolah-olah semua terjadi secara alami tanpa ada keterlibatan kita di dalamnya. Jadi lagi-lagi harus saya jelaskan bahwa seberlumuran darah apapun tangan kita, kita bukanlah pembunuh."
Kematian yang dimaksud dari dialog diatas apa? Kematian yang wajar? Yang memanusiakan manusia itu sendiri? Kita bukanlah pembunuh tapi berbicara tentang kematian. Saya kurang paham dengan maksud dialog ini.
5. Kalimat penutup yang langsung pada keindahan tapi saya kurang mengerti paragraf awal sampai akhir cerita
"Langit menjadi lebih biru dan terang. Burung-burung yang semula dalam sangkar enggan menyanyi kini bersenandung manja di pohon-pohon di halaman."
Jika seperti kalimat diatas seharusnya penulis menjelaskan bagaimana bisa terjadi hal demikian. Mungkin sekian opini dari saya mohon maaf atas kesalahan dalam penyampaian opini berikut Kak. Terima kasih.
https://www.ngodop.com/2021/09/batik-amarah.html?m=1
Komentar
Posting Komentar