Pilihan Terbaik-Nya -2
"Nak, sudah tidur?" Tanya Ummi ketika Bashir menyelesaikan shalat subuh.
"Belum, Bashir mau bantu Ummi masak, apa boleh?" Ummi mengiyakan permintaan anak semata wayang kesayangannya.
"Kamu harusnya istirahat loh, jam segini bantu Umi bentar lagi berangkat kerja, kalo kamu capek gimana?" Bashir tersenyum simpul mendengar ucapan Umi yang menenangkan hati namun terlihat khawatir dengan kondisinya.
"Gak apa-apa Umi, Bashir kan begadang bukan tanpa alasan, apa Bashir salah kalau bercinta dengan-Nya saat mereka menikmati waktu tidurnya? Capek gak masalah asalkan Dia mencintai Bashir dan InsyaAllah hidup kita akan dipermudah oleh Dia sebab kita menicntai-Nya.
Umi menangis bahagia, tak pernah menyangka bayi kecil yang dahulu dirawat penuh cinta dan kasih saying kini sudah paham dan menjalankan ilmu agama sebaik-baiknya. Bashir benar-benar hadiah terindah yang dikirim Allah SWT untuk Umi dan Abi, anak laki-laki yang menyayangi orang tuanya dan bersyukur dengan apa yang dimilikinya saat ini dan menjaga apa yang seharusnya tak dilakukan, tetap di jalur yang benar.
Abi membantu Umi dan Bashir menyiapkan sarapan, tawa, suka, cita terlihat jelas di raut wajah mereka menikmati tawa dan hari yang akan dilewati bersama. Kehangatan seperti ini yang sering dirindukan oleh mereka yang tak mendapatkan kesempatan di luar sana, Bashir bahagia melihat orang tuanya selalu tersenyum dan tertawa bahagia.
“Nak, usia kamu kan sudah cukup umur untuk menikah, apa kamu sudah ada calon?” Bashir kaget dengan pertanyaan Umi , ada angin apa Umi bertanya seperti ini.
“Hem, Bashir belum berani jawab Mi,” jawab Bashir ragu.
“Kenapa, Nak? Apa kamu ragu? Ragu kenapa?” Abi mengerti keraguan Bashir, terlihat jelas dari tatapan mata putranya yang berharap dengan seseorang, entah siapa Abi belum tau.
“Gak ada apa-apa, Bi. Nanti Bashir jawab kalau sudah siap ya, Bi. Siap-siap pergi ke kantor dulu ya Bi, Mi. Bashir sayang Abi dan Umi.”
Orang tua sangat paham jika putra mereka menyembunyikan sesuatu hal walau tak pernah diucapkan pasti akan ketauan bagaimana pun caranya. Apa Bashir akan jujur tentang perasaaanya pada seseorang pada Umi dan Abi?
Bagus Kak, tapi maaf kok ada sedikit perbedaan antara penulisan ummi yang atas sama yang selanjutnya ya? Terus itu untuk kata ketauan, sepertinya seharusnya ketahuan.
BalasHapusMakasih kak untuk koreksinya, akan saya perbaiki kak🙏
Hapus